Tugas Pendahuluan Modul 3




1. Soal[Kembali]

1. Jelaskan karakterisktik op amp dan fungsi dari op amp! 

Jawab :

A. Karakterikstik Op-Amp

·       Tegangan Penguatan Tak Terbatas

Av atau penguatan tegangan open-loop memiliki nilai tak terbatas atau tak terhingga. Namun pada Op-Amp yang sering diperjualbelikan secara komersial. Nilai penguatan tegangan dari benda tersebut hanya berkisar antara 10-20 ribu saja.

·       Bandwidth Tak Terhingga

Bandwidth atau lebar pita juga memiliki nilai yang tak terhingga atau bila lambangkan BW=∞ .

·       Input Impedansi Tak Terhingga

Input atau masukan impedansi adalah Zin = ∞ (tak terhingga). Namun untuk Op-Amp dengan input tipe FET, impedensi inputnya adalah sekitar 10-12 ohm. Sedangkan untuk tipe bipolar, nilainya adalah pada rentang 250 K Ohm sampai dengan 2 M Ohm.

·       Impedansi Output Nilainya Sangat Kecil

Pada Op-Amp (Operational Amplifier), nilai yang terdapat pada output jumlahnya terbilang lebih kecil. Bahkan hanya sekitar 150 Ohm saja karena sengaja dibuat sangat kecil. Hal ini tentu saja karena menyesuaikan dengan jenis kebutuhannya.

·       Tegangan Offset Output Nol

Pada operasional amplifier, tegangan offset output nilainya adalah nol.

·       Suhu

Suhu tidak membuat terjadi perubahan pada karakteristiknya kemudian waktu respon Op-Amp adalah nol detik.


B. Fungsi Op-Amp

·       Mengintegrasikan sinyal

Op-amp dapat digunakan sebagai integrator, yang memungkinkan sinyal inputnya diintegrasikan terhadap waktu. Berguna dalam aplikasi seperti pemrosesan sinyal.

·       Memperkuat sinyal

Op-amp dapat digunakan untuk memperkuat sinyal input. Dalam mode penguatan, op-amp meningkatkan amplitudo sinyal tanpa mengubah bentuk gelombangnya.

·       Buffer sinyal

Sebagai buffer, op-amp memberikan impedansi input yang tinggi dan impedansi output yang rendah, sehingga dapat mengisolasi sinyal input dari sirkuit output.

·       Sensor

Op-amp digunakan untuk mengukur perubahan tegangan yang dihasilkan oleh sensor (seperti sensor suhu, tekanan, atau cahaya) dan mengonversinya menjadi sinyal yang dapat diukur.

·       Filter aktif

Op-amp dapat digunakan untuk membangun filter aktif, seperti filter low-pass, high-pass, band-pass, dan band-stop. Hal ini digunakan untuk menghilangkan atau mengisolasi frekuensi tertentu dalam sinyal, yang berguna dalam aplikasi pemrosesan sinyal dan komunikasi.


2. Jelaskan macam macam aplikasi op amp beserta fungsinya! 

Jawab :

a.     Komparator (Pembanding)

Komparator merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan batas simpal terbuka (open-loop gain) penguat operasional yang sangat besar. Rangkaian komparator merupakan aplikasi Op-Amp yang mana rangkaian tersebut berada dalam keadaan loop terbuka dan tidak linear. Keluaran dari rangkaian ini tidak berbanding lurus dengan masukan. Keluaran berupa +Vcc/-Vcc atau High/Low.

Prinsip dasar rangkaian ini, yaitu membandingkan nilai masukan pada inverting dan non-inverting. Jika kaki noninverting dianggap sebagai referensi,maka nilai keluaran bergantung pada masukan kaki inverting

Komparator berfungsi membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.

b.     Penguat Pembalik (Inverting Amplifier)

Penguat pembalik atau inverting amplifier memiliki input dan output yang berlawanan polaritas. Jadi ada sebuah tanda minus dalam rumus penguatannya. Penguatan inverting amplifier ini memiliki nilai besaran yang lebih kecil dari 1, yaitu -0.2, -0.5, -0.7 dst dan akan selalu negatif.

Inverting Amplifier berfungsi untuk memperbesar sinyal input dengan penguatan yang dapat diatur dengan mudah.

c.     Penguat non-Pembalik (Non-Inverting Amplifier)

Penguat Non-Inverting Amplifier merupakan kebalikan dari penguat inverting, dimana input-nya dimasukkan pada input non-inverting sehingga polaritas output akan sama dengan polaritas input tetapi memiliki penguatan yang tergantung dari besarnya Rfeedback dan Rinput.

Dengan demikian, penguat non-pembalik memiliki penguatan minimum bernilai 1. Karena tegangan sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada penguat operasional maka impedansi input bernilai Zin = ∞, dan impedansi output, Zo = 0 Ω

Berfungsi untuk memperbesar sinyal input, tetapi outputnya tidak diinversi dan memiliki penguatan yang dapat diatur.

d.     Penguat penjumlah (Adder Amplifier)

Rangkaian adder atau rangkaian penjumlah merupakan rangkaian yang dasar rangkaiannya menggunakan inverting amplifier, dimana untuk hasil outputnya dikalikan dengan penguatan.

Fungsi utama adder amplifier adalah melakukan operasi penjumlahan pada sinyal-sinyal yang masuk.

e.     Integrator

Op-Amp sebagai integrator digunakan untuk melakukan operasi integrasi matematis terhadap sinyal input. Ini menghasilkan output yang berhubungan dengan area di bawah kurva sinyal input terhadap waktu.

f.      Diferensiator

Rangkaian differensiator memiliki keluaran yang sama dengan keluaran rangkaian penapis lolos tinggi (High Pass Filter). Keluaran dari rangkaian ini merupakan differensial dari masukan.

Op-Amp sebagai diferensiator digunakan untuk melakukan operasi diferensiasi matematis terhadap sinyal input. Ini menghasilkan output yang berhubungan dengan tingkat perubahan sinyal input terhadap waktu.

g.     Buffer atau Follower

Rangkaian buffer merupakan rangkaian yang memiliki input sama seperti hasil outputnya.

Rangkaian Buffer dari Op-Amp menghubungkan jalur input inverting ke jalur output op-amp. Sehingga memberikan kemampuan mengalirkan arus secara maksimal sesuai kemampuan maksimal operasional amplifier (op-amp) mengalirkan arus output.

Op-Amp sebagai buffer, juga dikenal sebagai voltage follower, digunakan untuk memperbaiki impedansi output dari sumber tegangan dan menyediakan output yang identik dengan inputnya (tanpa penguatan).


3. Jelaskan apa itu inverting dan non inverting, bandingkan sinyal input dan output! (sertakan gambarnya) 

Jawab :

A. Inverting

Inverting merupakan penguat operasional (atau Op-Amp) yang dirancang untuk menghasilkan sinyal keluaran yang berbeda fasa 180° dengan sinyal masukan yang diterapkan.  Penguat ini memiliki ciri khusus yaitu sinyal input dihubungkan ke kaki inverting (-) amplifier dan sinyal keluaran memiliki beda fasa sebesar 180°. Pada rangkaian penguat yang ideal memiliki syarat bahwa tegangan masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak terhingga. Dalam konfigurasi inverting, sinyal input akan diinversi pada sinyal output. Ini berarti jika sinyal input naik, sinyal output akan turun, dan sebaliknya. Konfigurasi ini sering digunakan dalam aplikasi yang memerlukan inversi fasa sinyal atau penguatan negatif. Nilai penguatan dalam konfigurasi inverting ditentukan oleh perbandingan resistansi pada input inverting dan input non-inverting. Contoh aplikasi yang umum adalah inverting amplifier dan integrator.


B. Non-Inverting

Dinamakan penguat non-inverting karena masukan dari penguat tersebut adalah masukan non-inverting (+) dari Op Amp. Tidak seperti penguat inverting, sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal masukannya. Seperti pada rangkaian penguat inverting syarat ideal sebuah penguat adalah tegangan masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak terhingga. konfigurasi non-inverting tidak menghasilkan inversi fasa sinyal. Sinyal input akan diperbesar pada sinyal output tanpa perubahan fase. Ini berarti jika sinyal input naik, sinyal output juga akan naik. Konfigurasi non-inverting sering digunakan ketika diperlukan penguatan positif pada sinyal input. Penguatan dalam konfigurasi ini ditentukan oleh perbandingan resistansi pada input non-inverting dan input inverting. Contoh aplikasi yang umum adalah non-inverting amplifier dan penggunaan sebagai buffer (voltage follower).

C. Perbandingan sinyal input dan output
  • Inverting
  • Non Inverting















4. Jelaskan rangkaian inverting adder dan non inverting adder! (sertakan gambarnya) 

Jawab :

A. Inverting Adder







Inverting adder merupakan rangkaian adder yang dibuat menggunakan rangkaian inverting  op-amp.  Karena  menggunakan  inverting  op-amp,  output  dari  rangkaian adder ini akan berbeda fasa sebesar 180 derajat dari inputnya. Pada Inverting Adder, sinyal input dihubungkan ke terminal inverting (-) Op-Amp. Biasanya, setiap input dihubungkan melalui resistor ke input inverting.

Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3). Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Besarnya tegangan output (Vout) dari rangkaian adder/penjumlah inverting diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :


B. Non Inverting Adder







Non-inverting  adder  merupakan  rangkaian  adder  yang  dibuat  menggunakan rangkaian  non-inverting  op-amp.  Karena  menggunakan  non-inverting  op-amp, output dari rangkaian adder ini akan sama fasanya dengan inputnya. Pada Non-Inverting Adder, sinyal input dihubungkan ke terminal non-inverting (+) Op-Amp. Resistor yang digunakan untuk setiap input dihubungkan ke terminal non-inverting.

Rangkaian adder/penjumlah non-inverting memiliki penguatan tegangan yang tidak melibatkan nilai resistansi input yang digunakan. Oleh karena itu dalam rangkaian penjumlah non-inverting nilai resistor input (R1, R2, R3) sebaiknya bernilai sama persis, hal ini bertujutna untuk mendapatkan kestabilan dan akurasi penjumlahan sinyal yang diberikan ke rangkaian. Pada rangkaian penjumlah non-inverting diatas sinyal input (V1, V2, V3) diberikan ke jalur input melalui resitor input masing-masing (R1, R2, R3). Besarnya penguatan tegangan (Av) pada rangkaian penguat penjumlah non-inverting diatas diatur oleh Resistor feedback (Rf) dan resistor inverting (Ri), sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Sehingga dengan diketahuinya nilai penguatan tegangan pada rangkaian penjumlah non-inverting tersebut dapat dirumuskan besarnya tegangan output (Vout) rangkaian secara matematis sebagai berikut:


5. Buktikan turunan rumus inverting adder! (sertakan gambarnya) 

Jawab :


Dengan memakai hukum Kirchoff dimana arus masuk sama dengan arus keluar I = I1 + I2 + I3 sehingga arus di Rf sama dengan jumlah arus di R1, R2 dan R3.

Syarat op-amp ideal adalah Ed = 0 sehingga VA = 0 maka,








Jika input lebih dari 3 maka dapat dipakai persamaan umum :





2. Prinsip Kerja[Kembali]

A. Rangkaian Inverting




Gambar rangkaian Inverting Op Amp


Gambar osiloskop dan signal generator rangkaian Inverting Op Amp

Prinsip Kerja :
Input signal generator dihubungkan ke kaki inverting op amp melalui R1 sebesar 500 ohm. Dihubungkan Rf diantara kaki inverting op amp dengan output dari op amp dan kaki non inverting op amp dihubungkan ke ground. Besar penguatan pada rangkaian tersebut dapat ditentukan dengan persamaan gain = -Rf/R1 = -1k/500 = -2. Terukur tegangan input di osiloskop sebesar 1.65 V dan tegangan output sebesar -3.30 V. Tegangan output dapat ditentukan dengan persamaan :
Vout = -(Rf/Ri) x Vi = -2 x 1.65 V, Maka didapatkan Vout = -3.30 V.  Selanjutnya bagian input dari signal generator dihubungkan ke channel A osiloskop dan Outputnya ke channel B osiloskop.

B. Rangkaian Non Inverting


Gambar rangkaian Non Inverting Op Amp

Gambar osiloskop dan signal generator rangkaian Non Inverting Op Amp

Prinsip Kerja :
Input signal generator dihubungkan ke kaki non inverting op amp. Lalu pada kaki inverting op amp dihubungkan Rf sebesar 10k ohm dan RI sebesar 10k ohm lalu dihubungkan ke ground. Besarnya penguatan pada rangkaian dapat diukur dengan persamaan Acl = (Rf/Ri)+1 = (10k/10k) + 1, maka didapatkan penguatan sebesar 2 kali. Terukur tegangan input pada osiloskop sebesar 5 V dan tegangan output sebesar 10 V. Tegangan output dapat ditentukan dengan persamaan :
Vout = Vin x Acl = 5 x 2, Maka didapatkan Vout sebesar 10 V. Selanjutnya input pada signal generator dihubungkan ke channel A osiloskop dan outputnya dihubungkan ke ground.


C. Rangkaian Adder Inverting



Gambar rangkaian Adder Inverting

Gambar osiloskop dan signal generator rangkaian Adder Inverting

Prinsip Kerja :
3 buah tegangan input berupa signal generator dihubungkan masing-masing ke resistor yang besarnya sama yaitu 100 ohm, Lalu dihubungkan ke kaki inverting op amp. Selanjutnya kaki inverting op amp dihubungkan ke output op amp melalui Rf sebesar 100 ohm dan kaki non inverting dari op amp dihubungkan ke ground. Terukur pada osiloskop nilai V1=V2=V3= 1.25 V dan Tegangan output sebesar -3.75 V.  Penguatan pada rangkaian tersebut dapat ditentukan dengan persamaan Av = (Rf/Ri) = 100/100 = 1, maka didaptkan sebesar 1 x penguatan.Sehingga Vout dapat ditentukan dengan persamaan:
Vout = -((V1xAv1)+(V2xAv2)+(V3xAv3) = -((1,25x1)+(1,25x1)+(1,25x1)) = -3.75 V.
Selanjutnya masing-masing input dari signal generator dihubungkan ke channel A, B, dan C osiloskop dan outputnya ke channel D osiloskop.

D. Rangkaian Adder Non Inverting



Gambar rangkaian Adder Non Inverting

Gambar osiloskop dan signal generator rangkaian Adder Non Inverting

Prinsip Kerja :

3 buah tegangan input berupa signal generator dihubungkan masing-masing ke resistor yang besarnya sama yaitu 10k ohm, lalu dihubungkan ke kaki non inverting op amp. Selanjutnya, kaki inverting op amp dihubungkan ke Rf sebesar 10k ohm, ke output op amp, lalu ke channel D dan Ri sebesar 10k ohm lalu ke ground. Terukur tegangan masing-masing signal generator (V1=V2=V3) sebesar 5 V dan tegangan outputnya sebesar 10 V. Besarnya tegangan output dapat ditentukan dengan persamaan :

Vout = ((Rf/Ri)+1) x ((V1+V2+V3)/3)

        = (10/10 + 1) x (5+5+5 / 3) = 10 V

Selanjutnya, input pada masing masing generator dihubungkan ke channel A,B, dan C lalu output generator ke ground.


3. Video Simulasi[Kembali]

A. Rangkaian Inverting


B. Rangkaian Non Inverting


C. Rangkaian Adder Non Inverting


D. Rangkaian Adder Inverting

4. Download File[Kembali]

Rangkaian inverting op amp [klik disini]

Rangkaian non inverting op amp [klik disini]

Rangkaian inverting adder [klik disini]

Rangkaian non inverting adder [klik disini]

Video Rangkaian inverting op amp [klik disini]

Video Rangkaian non inverting op amp [klik disini]

Video Rangkaian inverting adder [klik disini]

Video Rangkaian non inverting adder [klik disini]

Datasheet OP AMP [klik disini]

Datasheet Osiloskop [klik disini]

Datasheet Signal generator [klik disini]

Datasheet Resistor [klik disini]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar